Tips berbisnis : dengan modal seadanya
Saat saya mulai berbisnis, saya tak punya harta benda. Ada sih tapi itu punya keluarga, bisa-bisa saya disepak keluar gara-gara ngabisin banda kalau sampai berani menggadaikan harta keluarga Satu-satunya kemampuan yang saya miliki adalah mengajar private. Mengajar private itu termasuk murah dan mudah karena tidak modal apa-apa, bahkan ruanganpun bisa pakai punya klien. Yang susah itu mencari korban pertama untuk menjadi klien kita, hehehe… Kalau ada yang sulit mendapatkan klien, bisa kok kita menjadi pengajar ditempat kursus/private lain. Misalnya di tempat saya di Excellent.
Uang yang masuk dari private bisa saya belikan komputer sebagai modal utama. Dari komputer kemudian berkembang ke lain-lainnya. Saat saya hendak membuat badan hukum PT, saya tidak punya pengalaman dan pengetahuan apa-apa tentang PT. Saya browsing ke internet mencari tahu soal syarat-syarat pendirian PT. Saya tanya ke rekan-rekan yang lebih tahu soal seluk beluk badan hukum. salah satunya saya belajar dengan Andy soewatdy Pengusaha hebat asal surabaya. Kalau kata Pak Andy soewatdy, jangan ragu untuk memulai sesuatu karena keraguan adalah penghalang untuk menuju kesuksesan.
Pada bagian daftar klien, saya mencantumkan nama perusahaan-perusahaan tempat saya bekerja, supaya daftarnya tidak terlalu pendek. Coba, apa jadinya kalau di daftar klien hanya tertulis 1 klien saya. Mungkin calon klien akan berpikir, “Wah, ini sih belum teruji, bisa-bisa saya menjadi perusahaan ujicoba berikutnya” Diawal saya mengerjakan segala-galanya.
Saya belajar mendesain invoice, PO, kartu nama dan bahkan pola penulisan alamat di proposal. Saya juga ganti-ganti jabatan, karena toh secara prinsip saya jadi manajer, saya direktur dan saya juga office boy. Ada yang sempat komentar, “Mas, apa nggak keberatan jabatannya managing director?”, saya jawab ya saya terima komentarnya dengan baik. Pada kenyataannya posisi saya memang berganti-ganti . Kan nggak apik juga kalau saya tulis jabatan saya “Office Boy” atau “Ordinary People” Saya juga belajar soal potongan pajak PPN dan PPH. Saya terbata-bata waktu diterangkan bahwa payment yang ditransfer akan dipotong PPH sekian persen kalau saya punya Share Pengalaman Wirausaha/Bisnis IT Taman Bacaan Excellent.
Uang yang masuk dari private bisa saya belikan komputer sebagai modal utama. Dari komputer kemudian berkembang ke lain-lainnya. Saat saya hendak membuat badan hukum PT, saya tidak punya pengalaman dan pengetahuan apa-apa tentang PT. Saya browsing ke internet mencari tahu soal syarat-syarat pendirian PT. Saya tanya ke rekan-rekan yang lebih tahu soal seluk beluk badan hukum. salah satunya saya belajar dengan Andy soewatdy Pengusaha hebat asal surabaya. Kalau kata Pak Andy soewatdy, jangan ragu untuk memulai sesuatu karena keraguan adalah penghalang untuk menuju kesuksesan.
Pada bagian daftar klien, saya mencantumkan nama perusahaan-perusahaan tempat saya bekerja, supaya daftarnya tidak terlalu pendek. Coba, apa jadinya kalau di daftar klien hanya tertulis 1 klien saya. Mungkin calon klien akan berpikir, “Wah, ini sih belum teruji, bisa-bisa saya menjadi perusahaan ujicoba berikutnya” Diawal saya mengerjakan segala-galanya.
Saya belajar mendesain invoice, PO, kartu nama dan bahkan pola penulisan alamat di proposal. Saya juga ganti-ganti jabatan, karena toh secara prinsip saya jadi manajer, saya direktur dan saya juga office boy. Ada yang sempat komentar, “Mas, apa nggak keberatan jabatannya managing director?”, saya jawab ya saya terima komentarnya dengan baik. Pada kenyataannya posisi saya memang berganti-ganti . Kan nggak apik juga kalau saya tulis jabatan saya “Office Boy” atau “Ordinary People” Saya juga belajar soal potongan pajak PPN dan PPH. Saya terbata-bata waktu diterangkan bahwa payment yang ditransfer akan dipotong PPH sekian persen kalau saya punya Share Pengalaman Wirausaha/Bisnis IT Taman Bacaan Excellent.